Sejarah Sungai Progo Sebagai Tempat Rafting Seru

Sejarah Sungai Progo

Salah satu Paket Rafting adalah di Sungai Progo. Kali ini kita akan membahas Sejarah Sungai Progo dan berbagai info menarik didalamnya. Kali Progo atau sungai Progo adalah salah satu sungai besar yang melintasi Kota Yogyakarta. Daerah aliran Kali Progo adalah seluas 2380 km2 yang melewati Propinsi Jawa Tengah dan DI Yogyakarta dengan panjang sungai 140 km. Tetapi 75 % daerah aliran Kali Progo terdapat di DI Yogyakarta.

Sungai Progo bersumber dari lereng Gunung Sundoro-Gunung Sumbing yang melintas ke arah tenggara lalu ke selatan sepanjang 140 Km. Di daerah Kecamatan Ngluwar, Kabupaten Magelang, Kali Progo dibendung menjadi dua aliran untuk sarana irigasi bagi masyarakat Yogyakarta oleh Belanda. Bendungan ini dikenal sebagai “Ancol Bligo” yang sekarang menjadi tempat rekreasi warga.

Aliran irigasi ini yang satu mengalir dari Ngluwar menuju ke arah Timur membelah Kabupaten Sleman dan menuju ke Kabupaten Klaten dan dikenal sebagai Selokan Mataram (atau “Selokan Van Der Wijck”), sedangkan yang satunya mengalir di Kabupaten Kulonprogo menyusuri lembah Pegunungan Menoreh. Kali Progo bermuara di sebelah barat Pantai Kwaru, di pesisir selatan Jawa.

Sungai Progo adalah sungai terpanjang di Propinsi Yogyakarta . Sungai ini merupakan batas dari tiga kabupaten di DIY yaitu Kabupaten Bantul , Sleman , dan Kulon Progo . Keberadaan sungai ini sangat bermanfaat untuk warga di sekitar sungai . Manfaatnya antara lain sarana MCK , pertambangan pasir , pencarian ikan , irigasi , bahkan pariwisata yaitu di pintu air Sungai Progo yang terletak di Dlingo , Kulon Progo atau sering disebut ancolnya Yogyakarta .

Sejarah Sungai Progo rafting

Sungai Progo Sebagai Tempat Rafting Seru

Di daerah sekitar muara, Sejarah Sungai Progo banyak dijumpai penambangan pasir. Di proses hulu, di daerah Magelang, arus sungai ini dimanfaatkan oleh para penggemar white water rafting untuk menjajal kemampuannya. Di arus Progo proses bawah terdapat berbagai lintasan Arung Jeram dengan pakaian yang nyaman untuk rafting. Sungai ini benar jeram – jeram yang mendebarkan serta pemandangan sepanjang sungai yang menakjubkan.

Beberapa Pembagian Trip Rafting Sungai Progo:

No  Trip  Grade
1  Sungai Progo Atas  Pemula
2  Sungai Progo Hulu  Medium
3  Sungai Progo Bawah  Expert

Anak sungai.

Terdapat beberapa anak sungai yang mengalir ke Progo, seperti:

  • Kali Krasak (berhulu di Gunung Merapi)
  • Kali Pabelan (berhulu di Gunung Merapi)
  • Kali Elo (berhulu di Gunung Merbabu)
  • Kali Tinalah (berhulu di Pegunungan Menoreh)
  • Kali Bedog (berhulu di Gunung Merapi)
  • Kali Blongkeng (berhulu di Gunung Merapi)
  • Kali Tangsi (berhulu di Gunung Sumbing)
  • Kali Merawu (berhulu di Gunung Sumbing)
  • Kali Semawang (berhulu di Gunung Sumbing)
  • Kali Kuas (berhulu di Gunung Sumbing)
  • Kali Jambe (berhulu di Gunung Sindoro)
  • Kali Kayangan (berhulu di Pegunungan Menoreh
  • Kali Murung (berhulu di Pegunungan Kelir)
  • Kali Deres
  • Kali Belik

Kalinya yang besar membuat daerah di sekitar Kali Progo cocok untuk dimanfaatkan sebagai lahan pertanian. Di daerah Ngluwar Kabupaten Magelang, Belanda telah membendung Kali Progo untuk sarana irigasi bagi masyarakat Yogyakarta. Bendungan ini dikenal sebagai “Ancol Bligo” yang saat ini dijadikan sebagai tempat rekreasi. Aliran irigasi ini mengalir dari Ngluwar menuju ke arah timur membelah Kabupaten Sleman menuju Kabupaten Klaten dan dikenal sebagai Selokan Mataram atau Selokan Van Der Wijck.

Berbagai Mitos Sungai Progo

Selain manfaatnya, Sejarah Sungai Progo ternyata ada legenda di balik Sungai Progo . Mitos – mitos dari keberadaan Sungai Progo pun berbagai macam karena sungai ini melewati beberapa daerah , sehingga sering terjadi perbedaan pendapat . Salah satu mitos , dan sejarah Sungai Progo yaitu di Dusun Bakal Pokok , Sedayu, Bantul yang konon menurut sesepuh desa Sungai Progo berkaitan dengan Pangeran Diponegoro , dan Nyi Rara Kidul.

Pangeran Diponogoro ternyata masih keturunan Kesultanan Yogyakarta . Beliau di lahirkan di Yogyakarta , 11 November 1785 , putra dari Pangeran Adipati Anom ( Sultan Hamengkubuwono III). Pada waktu kecil beliau di juluki Raden Mas Ontowiryo karena sangat akrab dengan rakyat kecil . Selain itu Pangeran Diponegoro sangat benci dengan Belanda yang merendahkan harkat martabat raja-raja , dan rakyat . Pada waktu Sultan Hamengkubuwono V berkuasa, Pangeran Diponegoro merasa kecewa dengan keadaan istana , dan beliau memilih meninggalkan istana . Beliau tinggal di Desa Tegalrejo untuk memusatkan perhatiannya di bidang agama , adat , dan kerohanian . Sementara itu Belanda , dan Patih Danureja memasang patok di atas makam leluhur Pangeran Diponegoro untuk dijadikan rel kereta api . Tanpa sepengetahuan mereka ternyata Pangeran Diponegoro mengintip perbuatan mereka.

“ Aku berinama kau Progo sesuai tekad mu yang besar. Aku akan membantumu melatalah sampai gunung di sana, maka akan datang tirta melimpah . “ Kata Ratu .
“ Terimakasih ratu .” Kata ular .
Ular itu terus melata sampai ke gunung . Tak terduga terjadilah badai dahsyat yang langsung mengguyur desa dimana orangtua ular itu tinggal . Tirta yang sangat melimpah itu menutup beberapa kawasan hingga menjadi sungai yang di beri nama Sungai Progo. Dalam cerita ini kita tidak boleh mencelakai orangtua kita walaupun setragis apapun, dan sebagai orangtua jangan menelantarkan anaknya.

You may also like...

error: Content is protected !!